Lingkungan Multi Kompetensi

LightBlog

Suatu ilmu yang sudah berkembang dan mengeluarkan banyak hasil, model, dan teori yang semakin meningkat jumlahnya seperti ilmu lingkungan...


Suatu ilmu yang sudah berkembang dan mengeluarkan banyak hasil, model, dan teori yang semakin meningkat jumlahnya seperti ilmu lingkungan ini harus didasari oleh asas yang kokoh dan kuat. Cara penyajian asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebih dahulu.

Setelah pola dan organisasi pemikirannya dapat dipahami, baru dikemukakan bahan yang berupa fakta yang menyokong dan disokongnya. Semua asas dasar yang dikemukakan di sini, sebetulnya merupakan satu kesatuan.

Meski pun di sini dibahas satu persatu menurut urutan logikanya, namun hubungan antara satu asas dasar dengan yang lain digambarkan dalam sebuah kerangka untuk memperoleh gambaran yang jelas.

Patut diingat, bahwa asas dasar di sini adalah hasil kerja sistem deduksi dan induksi; oleh karena itu pnyajiannya memungkinkan seseorang bertindak secara demikian pula.Jadi, dengan kata lain, asas dasar yang dikemukakan kemudian di sini adalah hasil deduksi asas dasar sebelumnya, yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengolah data secara induksi.

Tiap asas dasar yang dikemukakan akan diberi nomor, untuk memudahkan mengingat kembali atau menghubungkannya dengan asas dasar lain.

Implikasi asas dasar yang sesuai dengan gejala yang menyangkut diri manusia di dalam zaman ilmu teknologi, tetapi sering dilalaikan, akan dikemukakan pula.

ASAS 1
Semua energi yang memasuki ...

(Bersambung ke bagian 2)

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

3. Pada beberapa tahun terakhir ini telah pula dilaksanakan metode lain, yaitu dengan simulasi komputer dan berbagai model matematika mela...

3. Pada beberapa tahun terakhir ini telah pula dilaksanakan metode lain, yaitu dengan simulasi komputer dan berbagai model matematika melakukan semacam tiruan (mimik) suatu keadaan di alam. Misalnya, membuat model tiruan sebuah hutan. Dengan model ini, misalnya, kita dapat mencari suatu pengelolaan hutan yang dianggap terbaik untuk masa 100 tahun mendatang. Apabila kita mempunyai lima hipotesis tentang cara pengolahan terbaik bagi hutan, kelima cara itu dapat disimulasikan ke dalam program komputer tersebut. Dari hasil komputerisasi ini dapat ditentukan cara pengelolaan yang dianggap terbaik. Jelas, kalau pengujian hipotesa ini tidak mungkin dilakukan dengan cara klasik, karena memakan terlalu banyak waktu, karena ciri sebuah hutan terlalu kompleks. Namun perlu diakui, bahwa cara simulasi komputerpun tak mungkin menjalankannya, dan mempunyai beberapa unsur kelemahan.

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

Ada beberapa cara untuk menentukan asas baru, yang biasa dikenal dengan istilah metode ilmiah, bahkan sudah menjadi bidang garapan te...



Ada beberapa cara untuk menentukan asas baru, yang biasa dikenal dengan istilah metode ilmiah, bahkan sudah menjadi bidang garapan tersendiri, yang secara umum disebut metodologi :
1. Cara pertama, ialah dngan jalan menguji hipotesis. Cara ini merupakan pendekatan klasik yang sering digunakan dalam bidang keilmuan seperti fisika, kimia, dan biologi. Umpamanya, kita ingin menguji suatu hipotesis yang menyatakan, bahwa daya pembiakan suatu jenis kumbang bergantung pada kepadatan posisinya. Beberapa kandang kumbang kemudian dibuat dan diisi kumbang dengan kepadatan populasi yang berbeda. Misalnya, masing-masing kandang berturut-turut berisi 4, 8, 16, 32, 64, 128 kumbang, dan seterusnya. Kalau daya pembiakan kumbang pada semua kandang ternyata rata-rata sama, maka hipotesis itu akan ditolak, atau dianggap kurang benar. Disini jelas digunakan suatu metode mengumpulkan data melalui beberapa percobaan yang relatif terbatas untuk membuat kesimpulan yang menyeluruh. Cara ini disebut cara induksi.

2. Pada beberapa tahun terakhir ini telah pula dilaksanakan metode lain, yaitu dengan simulasi komputer dan berbagai model matematika melakukan semacam tiruan (mimik) suatu keadaan di alam. Misalnya, membuat model tiruan sebuah hutan. Dengan model ini, misalnya, kita dapat mencari suatu pengelolaan hutan yang dianggap terbaik untuk masa 100 tahun mendatang. Apabila kita mempunyai lima hipotesis tentang cara pengolahan terbaik bagi hutan, kelima cara itu dapat disimulasikan ke dalam program komputer tersebut. Dari hasil komputerisasi ini dapat ditentukan cara pengelolaan yang dianggap terbaik. Jelas, kalau pengujian hipotesa ini tidak mungkin dilakukan dengan cara klasik, karena memakan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya. Dengan persamaan matematika biasa pun tak mungkin, karena ciri sebuah hutan terlalu kompleks. Namun perlu diakui, bahwa cara simulasi komputerpun tak mungkin menjalankannya, dan mempunyai beberapa unsur kelemahan.

Lanjut ke Bagian 3

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

Bermacam ragam gejala di dalam ilmu lingkungan mudah dipahami dengan meresapkan berbagai asas yang terbatas saja jumlahnya. Yang d...



Bermacam ragam gejala di dalam ilmu lingkungan mudah dipahami dengan meresapkan berbagai asas yang terbatas saja jumlahnya.

Yang dimaksud dengan asas di sini ialah penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena), dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat lahir dengan cara penggunaan metodologi yang telah diuji secara matang, dan diakui kebenarannya oleh para ilmiawan secara kokoh dan meluas. Tetapi dapat juga asas itu hanya merupakan penyamarataan kesimpulan secara empiris saja, yang hanya benar untuk situasi keadaan yang lebih terbatas sifatnya, dan diakui kebenarannya hanya oleh segolongan kaum ilmiawan saja. Oleh karena itu, tidak jarang asas itu masih merupakan bahan pertentangan. Sebaliknya, asas yang sudah jenuh oleh ujian dan dapat terus dipertahankan kebenarannya, lama kelamaan dapat diubah statusnya menjadi hukum. Asas yang mentah dan masih merupakan dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa disebut juga hipotesis. Hipotesis masih harus diuji lagi, untuk memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum, lalu menjadi asas.

Beberapa asas yang dikemukakan di sini mungkin dapat terus bertahan, bahkan dikokohkan menjadi hukum. Sebaliknya, beberapa asas lain mungkin tak berlaku lagi di masa yang akan datang dan tersimpan hanya sebagai kesan sejarah perkembangan ilmu. Hal serupa ini tak perlu terlampau dirisaukan, sebab ilmu pengetahuan berkembang secara dinamis dan merupakan suatu ekspresi perkembangan budaya dan jalan pikiran manusia dalam perjalanan evolusinya.

Yang jelas, masih banyak sekali penemuan ilmiah yang belum tergali di muka bumi ini. Pengetahuan manusia betapapun di rasa sudah jauh berkembang, tetapi masih banyak asas ilmiah yang belum diketahui. Untuk menggalinya masih tetap merupakan tantangan yang memerlukan inisiatif, daya cipta, daya khayal, dan keingintahuan manusia.

Lanjut ke Bagian 2

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015


Lanjutan  Bagian 3                                         Tingkat organisasi yang lebih tinggi lagi dari komunitas, ialah ekosistem. Di...

Lanjutan Bagian 3

                                       

Tingkat organisasi yang lebih tinggi lagi dari komunitas, ialah ekosistem. Di sini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu, dan energi yang menajdi sumber kekuatan bagi ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesa. Pembentukan jaringan hidup selanjutnya tentu saja bergantung pula pada kemampuan tumbuhan menyerap berbagai bahan mineral dari dalam tanah, yang seterusnya dilah dalam proses metabolisma.

Beberapa bagian jaringan hidup yang dibentuk, seperti daun, buah, biji, dan umbi, dapat dimakan oleh herbivora. Dan, kemudian hewan itu menjadi mangsa karnivora, maupun tumbuhan akan mati, jatuh ke tanah sebagai sampah, dan menjadi bahan makanan bagi anekaragam mikroba tanah.

Sampah tumbuhan dan hewan ini diubah oleh mikroba tanah melalui proses pembusukan menjadi humus, serta diuraikan menjadi bahan mineral melalui proses mineralisasi. Jadi, di dalam tanah itu dapat dijumpai dua jenis golongan mikroba, yaitu mikroba pembusuk dan mikroba pengurai.

Pada rantai makanan, organisme dalam ekosistem dikumpulkan menjadi bebrapa kelompok, yang masing-masing mempunyai jarak transfer makanan tertentu dari sumber energi yang masuk ekosistem. Tumbuhan yang dapat membentuk bahan organik dari mineral dan energi amtahari dengan proses fotosintesa, meruapakan komponen produsen dalam ekosistem. Organisme yang menggunakan bahan organik yang telah dibentuk oleh produsen, merupakan komponen kosumen dalam ekosistem.

Lanjut ke Bagian 5

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

Lanjutan  Bagian 2                                          Ada empat macam pengertian yang penting untuk diketahui, sehubungan dengan pe...

Lanjutan Bagian 2
                                        

Ada empat macam pengertian yang penting untuk diketahui, sehubungan dengan pemungutan hasil berbagai bentuk populasi oleh manusia.

Biomasa, ialah berat total populasi. Jadi, sama dengan jumlah individu dalam populasi x berat rata-rata individu tersebut;

Hasil bawaan (standing crop), ialah jumlah individu atau biomasa suatu populasi dalam suatu jangka waktu tertentu;

Produktivitas, ialah jumlah jaringan hidup yang dihasilkan oleh suatu populasi dalam suatu jangka waktu tertentu;

Hasil panen, ialah jumlah jaringan hidup yang dihasilkan oleh suatu populasi dalam suatu jangka waktu tertentu;

Hasil panen, ialah jumlah hasil yang dipungut pada suatu waktu panen bagi kepentingan manusia.

Sering terjadi, spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam berbagai komunitas dan menjalankan fungsi yang agak berbeda. Kombinasi antara habitat, tempat suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu, memberikan penfertian nicia (niche). Konsep nicia ini penting bagi seorang ahli ilmu lingkungan; selain digunakan meramal macam tumbuhan dan hewan yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas, juga dipakai menaksir kepadatan serta fungsinya pda suatu musim.

Kepadatan individu dalam suatu populasi, langsung dapat dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman. Istilah ini dapat diterapkan kepada berbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas. Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies, keaneka ragaman dama pola penyebaran, misalnya:

mengalokasikan individu populasinya ke dalam spesiesnya;
menempatkan spesies tersebut ke dalam habitat atau nicianya;
menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut;
menempatkan tiap individu ke dalam tiap habitatnya, dan menentukan fungsinya.

Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Biasanya makin beranekaragam suatu komunitas, makin tinggi organisasi di dalam komunitas tersebut. Hal itu menunjukan tingkat kedewasaannya, sehingga keadaannya menjadi lebih mantap.'

Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi jasad hidup lain, mengalami serta menjalani siklus hidup juga; artinya, komunitas itu lahir, meningkat dewasa, dan kemudian bertambah tua. Bedanya, ialah, bahwa komunitas secara alami tidak pernah mati. Apabila sebuah komunitas lahir diatas bongkahan batu lava sebuah gunung berapi yang belum lama meletus, permulaan sekali komunitas itu hanya berupa tumbuhan 'pelopor', seperti ganggang, lumut, lumut kerak, dan paku-pakuan. Tumbuhan peolpor ini akan mengubah keadaan lingkungan sedemikian rupa, sehingga tumbuhan dan hewan lain kemudian dapat pindah dan hidup di situ. Lama kelamaan komunitas itu akan dikuasai oleh spesies yang dapat hidup unggul, stabil, dan mandiri didalamnya. Proses semacam ini seluruhnya disebut suksesi, sdangkan komunitas yang sudah mencapai kemantapan disebut komunitas yang sudah mencapai puncak atau klimaks.

Lanjut ke Bagian 4

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

Lanjutan dari  Bagian 1 Persaingan dapat pula berakibat perubahan yang berangsur-angsur pada populasi (efek evolusi). Misalkan dalam...


Lanjutan dari Bagian 1

Persaingan dapat pula berakibat perubahan yang berangsur-angsur pada populasi (efek evolusi). Misalkan dalam sebuah populasi terdapat individu yang berukuran tubuh besar bersaing dengan individu hewan kecil.
Katakanlah hewan yang kecil itu terkalahkan dalam persaingan memperoleh makanan. Maka, hewan yang bertubuh kecil itu tidak hanya terancam bahaya kelaparan saja, tetapi umur dan daya pembiakannya juga akan turun dalam populasi secara keseluruhan. Lama kelamaan (evolusi) populasi itu akan banyak melahirkan individu bertubuh besar, dan yang kecil akan tersisihkan. Akhirnya populasi akan dikuasai oleh populasi hewan bertubuh besar. Bahkan yang kecil akan hilang, akrena tak berkembang.

Satu hal yang penting disini ialah, dalam setiap persaingan antar-individu, kemampuan anggota populasi bersaing pada akhirnya tetap dipertahankan, karena yang menanglah yang meneruskan kelangsungan generasi. Dikenal ada dua faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu :
1 Faktor yang bergantung kepada kepadatan populasi itu sendiri
(density-dependent factor); misalnya, kekurangan bahan makanan, kekurangan ruang untuk hidup karena populasi terlampau padat.
2 Faktor yang tak bergantung kepada kepadatan populasi
(density-independent factor); umpamanya, terdapat penurunan suhu lingkungan secara drastis dan mendadak; atau, angin ribut yang melanda suatu daerah pada suatu musim, sehingga dapat membunuh banyak individu dalam sebuah populasi. Faktor lingkungan semacam itu dapat muncul, bilamana saja.

Ciri penting dalam sebuah populasi, ialah struktur-umur anggotanya. Pada gambar 1, misalny, digambarkan dua struktur-umur populasi manusia. Pada populasi A nampak angka kelahiran (usia-muda) lebih tinggi daripada angka kematian (usia-tua), populasi bertambah dengan cepat; yang menghasilkan daya-tumbuh populasi sebesar 2% per tahun. Struktur umur yang demikian khas bagi populasi di negara yang sedang berkembang.

Dalam populasi A itu 52,4% anggota populasi berumur kurang dari 20 tahun. Sebaliknya, pada populasi B tak nampak perbedaan yang nyata mengenai jumlah penduduk pada berbagai umur, jumlah penduduk naik perlahan-lahan.

Jumlah penduduk di bawah umur 20 tahun hanya 31,0% saja. 

Struktur-umur dalam populasi penting, karena dapat memberikan gambaran serta sifat individu populasi itu, sesuai dengan karakter tiap batas-kisar umurnya. Misalnya, hal yang berhubungan dengan derajat angka kelahiran, derajat angka kematian, kecenderungan untuk beremigrasi atau berimigrasi, keperluan bahan makanan, dan potensi kerja serta nilai sosio-ekonominya.

Oleh karena itu struktur umur sangat penting untuk diamati dan diperhatikan dalam perkembangan suatu populasi.

Lanjut ke Bagian 3

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015